Sunday, July 28, 2019

CEO Wishnutama Diganti, NET Bakal Jadi TV Alay?


ErtigaNews - Ada yang kenal dengan sosok Wishnutama? CEO sekaligus pendiri stasiun televisi NET yang juga merupakan mantan bos Trans TV ini baru saja mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO di stasiun televisi yang didirikannya tersebut. Jabatan tersebut kini diemban oleh Deddy Sudarijanto per 5 April 2019 yang lalu

Mas Tama, sapaan akrab Wishnutama, kini mengemban tugas baru sebagai Komisaris Utama Netmediatama, yang secara struktural jabatan tersebut lebih tinggi ketimbang jabatan sebelumnya sebagai seorang CEO. Lalu, akankah perubahan ini berdampak pada program - program yang ditayangkan oleh NET?

Jika kita perhatikan, bahkan jauh sebelum posisi Wishnutama diganti, banyak acara - acara NET yang berubah. Mulai awal tahun kemarin, NET melakukan evaluasi besar - besaran terhadap program - programnya. Acara reguler seperti NET Soccer, Waktu Indonesia Timur, dan Sarah Sechan sudah mulai berhenti mengudara per 21 Januari yang lalu. Hal tersebut tak lepas dari masalah rating program NET yang tak kunjung membaik. Stasiun televisi yang berdiri sejak 18 Mei 2013 ini selalu dipapan bawah klasemen perolehan rating harian.

Dengan mengandalkan program - program in house atau program yang diproduksi sendiri, NET membutuhkan biaya yang tak sedikit untuk sekali produksi saja. Sementara disisi lain, jika hasilnya program tersebut mendapat rating yang rendah maka hal ini menyebabkan tidak akan banyak iklan masuk dan tentu saja hal ini menyebabkan cashflow menjadi tidak seimbang. Karena yang kita tahu iklan merupakan salah satu pendapatan utama sebuah stasiun televisi. Dikutip dari sebuah blog, konon pengeluaran untuk biaya produksi program di NET sendiri mencapai 2 miliar per harinya. Oleh karena biaya yang besar sedangkan rating rendah tersebut, kini banyak acara - acara yang terpaksa di bungkus.

Dikutip dari blog yang sama, disana ditulis bahwa acara pagi NET perolehan ratingnya jeblok semua. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, mereka menayangkan acara kartun yang zero cost. Tak heran jika saat ini acara kartun sudah mulai menghiasi layar NET sejak pagi buta. Acara di NET yang cukup mendapat rating tinggi sendiri hanya 2 program, yakni acara yang dipandu oleh Sule, Ini Talkshow, serta program 86. Meski begitu, keduanya masing - masing hanya mendapat rating dikisaran angka 1 persen saja. Sebuah perolehan yang cukup kecil jika dibanding televisi yang menayangkan sinetron secara reguler. 


Kembali ke persoalan posisi Wishnutama yang diganti. Sejak pergantian tersebut, kini setidaknya sudah ada empat calon program yang akan tayang di NET. Dilansir dari Instagram dunia_tv, empat program tersebut yakni Peristawa, IPOP, Merinding, dan Catatan Kecil. Peristawa sendiri merupakan program yang disiapkan menggantikan Waktu Indonesia Bercanda (WIB) yang ratingnya terus merosot. Slot dan pengisi acaranya pun sama, hanya format acaranya saja yang dirubah. Jika WIB lebih bertema parodi kuis, Peristawa menghadirkan parodi acara dokumenter seperti 86.

Program mistis berjudul Merinding juga sedang disiapkan. Meski banyak pihak menilai acara semacam ini tidak mendidik dan "bukan NET banget". Lain lagi dengan program Catatan Kecil yang hanya merupakan reinkarnasi dari acara serupa yang tayang di Trans TV beberapa tahun silam, Jika Aku Menjadi, sehingga tidak ada penyegaran atau idr baru dari acara ini. Sebelumnya, NET juga sudah menayangkan re-run program komedi yang sempat hits di Trans TV, Suami - Suami Takut Istri serta FTV romantis yang juga merupakan FTV re-run dari Trans TV, tempat Wishnutama bekerja dulu.

Akankah perubahan - perubahan ini mampu mengangkat performa rating dan share NET agar bisa profit? Ataukah perubahan ini masih belum cukup dan mau tak mau harus mengikuti arus dengan menayangkan sinetron agar bisa mendapat kue rating dari pemirsa? Patut kita tunggu.

SUMBER KASKUS

No comments:

Post a Comment

Tak Bisa Bayar, Nasabah Pinjaman Online Ini Difitnah Ingin Rela Digilir Demi Lunasi Utang

ErtigaNews - YI (51), seorang karyawati warga Jebres, Solo, menjadi korban fitnah layanan financial technology (fintech) pinjaman onlin...